Wednesday, September 30, 2009

work..work...job....job.... :)

Harusnya pasang iklan di surat kabar kayak gini :

Wanita, 31 th, Belum menikah, Lulusan S1 Pertanian-PTN di Malang, Loyal, Berpengalaman di nursery anggrek, mengerti tanaman nilam dan Pertanian Umum, serta memiliki pengalaman berorganisasi semasa kuliah, mampu mengoperasikan Microsoft Office, familiar dengan internet.
Mencari pekerjaan sesuai bidangnya.
c.p via e-mail : dyahxx@xxxx.com or ponsel 081233xxxxxx


Cukup keren kan saya mengiklankan diri?
Hehehe....
Boleh dianggap guyon, boleh dianggap serius...
Jika ada yang lebih menjanjikan,,,,kenapa tidak?
Tapi tetap aja, saya punya kriteria2 untuk tempat kerja yang baru :)

Terpikir untuk resign?
Sebenarnya tidak,,,tapi sepertinya ada hal-hal yang membuat saya berpikir seperti itu...
Mendadak?
Mungkin....
Karena saya mengikuti perkembangan yang ada...
Tapi sebenarnya tidak juga....
Kemarin2 pun saya masih mengirim surat lamaran pekerjaan.
Ada yang sempat dipanggil, ada yang sempat saya jalani test-nya.
Dan...
Tidak diterima bukan berarti bodoh kan?
Saya lebih suka menyebut uji kemampuan...
Maksudnya gini...
“apa saya masih punya daya saing?”
Dan sempat dipanggil membuktikan saya masih punya daya saing...
Hihihi...

Bidang pekerjaan sebenarnya yang membuat sedikit kendala.
Saya kuliah hampir 5 tahun dengan tumpukan tugas, deretan praktikum, laporan sampai tugas akhir yang hampir bikin saya pingsan ^_^
Dan semua itu uang...(sampai dulu di tengah sibuknya kuliah, saya melamar jadi asisten praktikum biar dpt honor yg bisa buat fotocopy).
(((catat itu, saya kuliah bukan hanya senang2...saya pun sdh tau bgmn mencari tambahan uang)))
Papa (Alm) saya setengah mati menjadikan anaknya yang satu ini jadi sarjana...
Dan...
Saya tak mau kehilangan ilmu itu....
Boleh percaya, boleh tidak...
Buku2 kuliah saya masih tersimpan di rumah Madiun, ada jg yg di sini tapi cm beberapa.
Walau dulu banyak juga yang tertinggal di kost-an.

JADI....
Sebisa mungkin saya mencari pekerjaan yang tidak jauh2 dari bidang kuliah saya.
Dan hal itu SUSAH (SEKALI)!
Untuk bidang Pertanian kebanyakan yang dicari itu laki2...
Wah...belum mengenal kesetaraan gender untuk bidang ini...
Ck...ck...ck...
Walaupun akhirnya saya dapat pekerjaan yg sesuai,,,
Alhamdulillah....

Masalah gaji jg gitu,,,,perusahaan atau perseorangan akan berpikir dua kali jika harus memperkerjakan orang yg sudah expert di suatu bidang.
Ya jelas..itu pasti, termasuk saya mungkin...kalo dapat job baru saya pasang harga dong.
Hehehe....
Bikin yang mau memperkerjakan saya berpikir dua kali, hihihi...
Ya memang lbh murah memperkerjakan yg fresh graduate koq... ^_^

Kalaupun memang harus masih di tempat yang sekarang....
Mmmm...brp tahun lagi ya?
Usia bertambah, stamina jelas ga setangguh dulu...

Apa iya musti berjemur ria di kebun sepanjang siang?
(untung kulit saya, kulit badak,,,)
Apa iya musti berdiri sekian jam?
(upacara bendera kalah lama lho,,,)
Apa iya musti angkat2 puluhan pot?
(anggap saja angkat barbel, hiks...)

Dan selalu DIAWASI...
Sebenarnya itu yang bikin berat....
Hihihi... :)
AAAAAAARRRRGGGGHHHHHHHH...........SPIONASE!!!!!!!!!!!!!
Sebeeeeeeeeeeeeelllllllllllllllllllllllll!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!



(jadi ingat omongan “bxxx” yg sering dijadikan bahan candaan teman2 “...yang sdh kerja setengah mati tolong lebih sedikit di atas setengah mati...” GUBRAXXXXX emang ada ya tiga perempat mati???) :p

***

Lebaran ke-7 tanpa Papa

Selamat Idul Fitri
Mohon ma’af lahir dan batin....


Cerita yg tertinggal di Lebaran tahun ini adalah....
Sebel!
Iya, sebel karena di saat semua sudah pulkam alias mudik,,,aku masih di Malang.
Pdhl semua sodara sdh ngumpul di Madiun.
Walhasil Lebaran hari pertama setengah hari-nya kuhabiskan di Malang...
Aku kehilangan momen sungkeman yang biasanya musti urut itu...
Kehilangan momen muter2 ke rumah2 tetangga.

Dan baru kali ini aku merayakan Idul Fitri sendirian.
Sendirinya itu yang jelas2 bikin aku sedih,,,mungkin jika ada yang menemani ceritanya akan lain.
Tapi karena sendirian, aku jadi sebel setengah mati.
Ga enak!!!!!
Semoga Lebaran tahun mendatang ga terulang lagi...
Mungkin bagi sebagian orang, hal tersebut biasa alias lumrah.
Tapi tidak pada aku.
Mungkin biasa kalo memang Lebaran kemaren2 spt itu, aku???
Kan sebenarnya bisa pulang lbh awal spt teman2ku yg kerja di tempat lain itu....

Pulang ke rumah Mama di saat Lebaran spt suatu kewajiban dan keharusan buat aku.
Toh cuma setahun sekali...
Walau mungkin Mama dan sodara2 yg lain bisa mengerti jika aku musti pulang terlambat.
Tapi aku jelas2 tidak mau terima dengan hari libur yang MEPET (BANGET)!

Karena pasti aku akan kehabisan tiket travel yg musti dipesan sebulan sebelumnya...
Bagaimana mau pesan tiket,,,pengumuman libur baru keluar dua minggu sebelum hari liburnya.
Mau nekat naik bus...H-1,,,pasti gila2an penumpangnya...dan lagi musti perjalan malam..
Ngajuin cuti?
Aku memang ga mau ambil cuti,,biar aja...ini mejadi rahasia-ku kenapa aku nggak mau ambil cuti.
Terlalu menyebalkan jika aku musti memblow up cerita itu.

Dan....akhirnya aku bener2 kehilangan momen itu...

Walau tetap masih menyenangkan berkumpul dgn orang2 yang bener2 sayang sm aku tanpa syarat...

Walaupun tetap masih menyenangkan mendengar teriakan dan tangis serta canda tawa jg celoteh keponakan2ku (yg,,,,kyknya tambah nakal deh) ^_^

Walaupun tetap masih menyenangkan bisa merasakan masakan Mama...

Dan...
Aku pasti akan merindukan saat2 seperti beberapa hari kemarin itu,,,,,




(especially for my father : u always in my heart...I hope u look at me from paradise...)



***

Tuesday, September 8, 2009

kangen,,, ^_^






Lagi kangen,,,
Susah juga ya kalo lagi kangen gini...
Cuma bisa liat foto :(
Padahal hampir tiap hari ditelpon,,,
on line bareng juga sering,
Kenapa masih kangen juga?????
Memandang dan memandang foto-foto itu
Walau hanya bisa menatap fotonya,
Tapi tak apalah...
Biarpun kangennya belum tuntas,
paling tidak sudah menguranginya ;)


(semoga dirimu selalu baik2 saja di sana...
miss u,,,,)



***

Sunday, September 6, 2009

bening



ketika ternyata dirinya bukan pilihan...
dan
pisau itu tepat menancap di jantungnya...
sakit...
sakit sekali...

siapa yang bilang
mungkin tak merasakan,
dengan seenaknya menikam jantung orang yang
mungkin telah memberikan waktu bertaruh untukmu...

bertaruh waktu, pikiran, rasa dan hati
apa tak terpikir olehmu?
memang tak ada yang meminta,
tak ada yang menyuruh
tapi bukankah memang seharusnya seperti itu?

pertaruhannya adalah pertanda hati dan rasanya...
tak terbagi...
dan itu adalah bentuk penghormatannya kepada-mu
apa dirimu tak bisa ikut merasakan?

bening hatinya
bening rasanya
bagai embun yang menyapamu di setiap pagi...
apa dirimu tak merasa?

cerita cinta (cerpen)

Aku melangkahkan kaki menuju cubicleku, kuhempaskan tubuh di kursi merah hati di belakang mejaku. Mataku memandang sekilas pekerjaan yang menumpuk di sudut meja. Kuraih map biru teratas, kubuka. Tanganku sibuk memilah-milah kertas di dalamnya, yang berisi berkas-berkas lamaran yang baru kemarin diambil Dino, Pembantu Umum di kantor dari kantor pos. Tidak ada yang menarik perhatianku, dari kira-kira sepuluhan berkas yang baru dibacanya, sampai akhirnya dia terpaku pada berkas yang di depannya. Ini dia, hmm… lumayan juga, pikirku nakal. Sebagai staf HRD, aku memang berhak untuk menyortir surat-surat lamaran yang masuk. Tidak semua surat lamaran yang masuk memenuhi kriteria yang ditentukan perusahaan, bahkan ada yang ditulis secara asal-asalan atau malah terlalu berlebihan sehingga membuat amplopnya menjadi tebal seperti mengirim naskah sinetron.
Posisi yang ditawarkan perusahaannya adalah supervisor nursery dan technical nursery, yang satu untuk di bagian produksi pembibitan dan yang satu bertanggung jawab terhadap teknis fisik nursery. Otomatis yang harusnya melamar Sarjana Pertanian dan Sarjana Teknik, tapi kenapa ini ada lulusan Ekonomi yang melamar, bahkan ada yang Sarjana Komputer? Tempatnya bekerja belum seperti Metrolina Greenhouse yang ada di North Carolina Amrik sana, yang semuanya sudah sangat canggih, yang serba dihubungkan dengan satelit. Tempatnya bekerja adalah nursery biasa yang memang sekarang sedang bagus-bagusnya pemasarannya, berusaha menembus pasar nasional.
Selesai memilah-milah surat lamaran yang masuk, data pun kumasukkan ke komputer. Sampai akhirnya siap diberikan ke Pak Handi, Manajer HRD. Baru beberapa langkah keluar dari ruangan Pak Handi, Denis staf keuangan memanggilku. Kuhampiri cubicle Denis.
“Ada apa?” tanyaku mendekat.
“Lo barusan nyetor berkas lamaran untuk posisi SPV dan TEC kan? Ada yang bernama Andika nggak? Yayang gue tuh. Masukin jadi finalis dong…,” Denis merajuk.
“Telat banget. Kenapa nggak dari tadi or kemarin sih kamu ngomong. Masalahnya sekarang aku lupa tadi itu ada nggak yang bernama Andika, ada 22 unggulan sih. Coba deh nanti aku lihat di berkas-berkas yang mau kubuang. Kalau ada, berarti Andika-mu nggak masuk unggulan. Ok?” kujawil pipinya sambil berlalu.
“Kalo masih ada susulin aja, bilang ketinggalan,” sergahnya.
Aku menoleh dan kuberikan sekilas senyum untuknya. Mana boleh seperti itu? Kredibilitasku bisa turun kalau memaksa seperti itu. Dan kalau sudah begitu, dimana rasa bangga yang selalu ada di dalam hatiku karena bisa menduduki jabatan yang lumayan diincar oleh staf HRD lainnya yaitu menjadi tangan kanan Pak Handi. Tapi memang untuk hal seperti ini sering terjadi. Ada yang menitipkan anaknya, keponakannya, bahkan ada yang berusaha merayuku agar pacarnya bisa masuk dan bekerja di perusahaannya. Hhhhh…. Cape’ deh!

======

Seminggu kemudian, diadakan test, psikotest dilanjut test kemampuan bidang kemudian wawancara pertama disambung wawancara kedua. Semua dilakukan dalam satu hari. Maraton, jadi memakai sistem gugur. Sampai akhirnya di wawancara kedua tinggal enam orang yang masuk kualifikasi. Tiga untuk tenaga SPV dan tiga untuk tenaga TEC. Tahapan ini terpaksa aku tinggalkan, karena aku musti melengkapi dokumen-dokumen untuk laporan ke Disnaker. Reni, temanku yang juga staf HRD yang membantu Pak Handi untuk menghandle rangkaian test tersebut. Tapi Reni selalu menceritakan kepadaku bagaimana jalannya test tersebut.
Wawancara kedua, langsung dengan Bu Ratna yang memang beliau adalah direktur nursery megah ini dan juga dengan Pak Samsul selaku Manajer Representative. Tapi tetap Pak Handi ada disana untuk menjadi penyelia. Karena cuma dibutuhkan satu orang di bagian SPV dan satu orang di bagian TEC. Jadi bisa dipastikan yang empat akan terdepak. Hmm…kasihan juga kalau dipikir-pikir.
Setelah kurang lebih dua jam mereka menyeleksi keenamnya, para kandidat ini disuruh pulang. Lho? Aku sempat heran, ternyata dari informasi yang diberikan Pak Handi, Bu Ratna menginginkan yang diterima alias lolos test hari itu akan dihubungi via telepon. Mereka diminta menunggu tiga kali duapuluh empat jam. Seandainya dalam waktu tersebut mereka tidak dihubungi perusahaan, berarti mereka gagal.

=====

“Bisa minta tolong betulin pompa nggak?” suara Cantika, tenaga SPV yang baru diterima kemarin berbicara dengan Rangga, tenaga TEC yang baru juga.
“Kenapa?” Rangga yang masih baru saja keluar dari ruangan Pak Samsul langsung menghampiri Cantika.
“Ngadat, airnya nggak bisa keluar,” jelas Cantika sambil melepas sarung tangan karetnya.
Sepertinya dia baru saja dari kebun.
“Wah…jangan-jangan sambungan pipanya nih yang bermasalah. Soalnya pompa itu dari data inventaris yang diberiakn Bu Ratna kemarin kan masih belum setahun,” Rangga mengguman sambil berlalu menuju kebun.
Rangga, hmm…kayaknya semua cewek yang ada di nursery ini baik yang di kebun atau di kantor mengagumi sosoknya. Ramah, smart, cepat tanggap dan….cakep. Denis yang sudah punya Andika saja masih sering menatap penuh kekaguman alias terpesona apabila Rangga ada disekitar pandangannya. Tiga bulan Rangga disini, perempuan-perempuan disini langsung bersemangat berangkat kerja. Hehehe… Berlomba-lomba menarik perhatiannya.
Dan satu hal yang tidak semua orang di tempat kerjaku ini mengetahui, Rangga adalah masa laluku!
Aku merasa kecolongan sebenarnya. Bukankah aku dulu yang menyeleksi surat-surat lamaran yang masuk untuk lowongan di sini? Dan waktu itu aku terus terang tidak memperhatikan wajah-wajah yang ada dalam lampiran lamaran-lamaran tersebut. Bahkan nama para pelamar pun tak begitu kuhiraukan. Yang pasti saat itu aku fokus melihat latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja mereka. Dan waktu wawancara, saat itu akupun tidak banyak ikut campur, karena disibukkan dengan dokumen-dokumen ke Disnaker untuk laporan. Jadi aku hanya sepintas lalu mengikuti tahap test dan wawancara untuk staf baru.
Baru tahu ketika hari Senin, minggu lalu Pak Handi masuk ruangan dan memperkenalkan staf TEC baru itu. Aku sempat salah tingkah, teringat cerita kami yang pernah ada dulu. Sampai uluran tangannya agak lama di udara menunggu untuk kujabat. Hari itu tiba-tiba menjadi hari menyebalkan. Rangga bersikap seolah baru mengenalku di sini dan saat ini. Hatiku tercabik, karena sikapnya ternyata hanya untuk memberi kesan baik. Dia bahkan sudah berani mengirimiku sms di sore hari, hari pertama kerjanya di sini. Dan keesokannya sudah berani menatapku dalam-dalam bahkan bermain mata. Kurang ajar benar orang ini!
Tak tahukah dia betapa terlukanya hati ini empat tahun silam, ketika menjelang acara wisuda kami yang hanya kurang dua minngu saat itu. Dia memutuskan jalinan cinta kami sepihak. Tanpa alasan yang jelas! Sampai akhirnya kuketahui ternyata tak lama kemudian dia menjalin hubungan dengan Sita, teman satu fakultasku tapi berbeda jurusan. Memang Sita jauh lebih cantik dan menarik dibanding aku. Tapi apakah dua tahun hubunganku dengan Rangga waktu itu hanya sekedar numpang lewat? Walaupun belum ada omongan serius, tapi waktu itu aku berharap banyak pada hubungan kami berdua. Namun ternyata harus kandas dengan meninggalkan rasa sakit di hatiku.
Dan setelah itu tak ada lagi komunikasi di antara kami. Putus hubungan, putus komunikasi. Benar-benar putus yang tidak mengenakan…
Kini kami dipertemukan lagi. Dari satus yang kulihat dengan kembali mengobrak-abrik file lamaran kerjanya dulu, Rangga memang masih single. Hmm…kemana bidadari yang sempat merebutnya dariku dulu? Dan bukannya tidak tahu, aku merasakan koq…Rangga mengirim sinyal-sinyal cinta itu kembali. Secara halus memang, mungkin agar tidak menimbulkan gosip di kantor. Dari sms-smsnya, e-mailnya bahkan ketika dia di berada di ruangannya, dia menyapaku yang sedang on line di messenger. Tak pernah kutanggapi, tapi sepertinya dia tak patah semangat. Tetap menyapaku seperti biasa, seakan tak pernah terjadi sesuatu di antara kami.
Dia begitu mempesona. Gayanya lebih dewasa, lebih kalem disbanding waktu kuliah dulu. Oh Tuhan…teguhkan hati ini.
“Heh, melamun aja! Tuh lihat layer komputer sampai takut gitu lo pelototin,” Denis tiba-tiba sudah muncul di hadapanku.
“Siapa yang melamun? Orang aku lagi berpikir koq,” elakku.
“Berpikir kalo ternyata si Rangga itu benar-benar cakep ya?” ledek Denis sambil menjawil pipiku.
“Ih..siapa yang mikirin dia?” aku tetap berkelit, walaupun sebenarnya apa yang diucapkan Denis itu benar.
“Eh, lo aja deh yang jadian sama dia. Kayaknya aku lebih ikhlas deh kalo lo sama dia daripada sma yang lain,” celetuk Denis sambil mengamati wajahku.
“Kenapa nggak kamu aja?” aku menyerang balik.
“Terus Andika mau dikemanain dong? Hehehe…kalo nggak ada yang marah-marah sih, aku mau aja mutusin Andika untuk dapat Rangga. Tapi sayangnya bonyok gue pasti nyap-nyap kalo tau, soalnya kan abis Lebaran ntar mungkin kita mau tunangan,” jelas Denis sambil cengar cengir.
“Oya? Wah…selamatnya boleh sekarang kan? Selamat ya, Nis! Udah deh kamu insaf, jangan ngelaba-ngelaba lagi. Kurang baik apa sih Andika itu?” aku ikut gembira mendengar berita itu.
“Iya, thanks. Makanya lo kapan? Sama Rangga aja ya? Cakep, pinter, baik, terus dia kan bisa dekat-dekat kamu. Jadi kalo kangen tinggal nongol di ruangannya, nggak perlu nangis-nangis kalo lagi rindu. Hehehe…”
“Aaahhh…udah sana kamu, godain aku aja. Kerja sana!” usirku dengan nada becanda.
“Mmm…yang lagi bimbang hatinya, nggak mau di ganggu ni yee?” kata Denis sambil ngeloyor pergi. Kutimpuk punggungnya dengan gumpalan kertas. Dia malah meleletkan lidahnya. Kurang asem benar tuh anak!

======

Hari ini hari ulang tahunku, tidak ada perayaan. Tapi tetap ada acara makan-makan di kantor tadi. Aku mentraktir seluruh orang kantor di jam makan siang tadi. Walaupun perasaanku gundah tapi tidak kuperlihatkan di depan teman-temanku. Aku tetap ceria dan bersemangat. Pasalnya tadi pagi ketika aku sampai di kantor dan masuk ruanganku kemudian berada di cubicleku, aku melihat setangkai mawar dan sekotak coklat tergeletak di mejaku. Selama aku bekerja di sini tak pernah ada kejadian seperti itu. Dan ketika kubaca kartu ucapan mungil yang terikat pada mawar itu, aku baru tau kalo semua itu dari Rangga. Ternyata dia masih mengingat tanggal ulang tahunku. Ah…
Siangnya pun setelah acara makan-makan, dia mengirim sms ke aku. Mengajakku keluar malam harinya untuk merayakan ulang tahunku tapi hanya berdua saja dengan dia. Aku boleh memilih restaurant manapun untuk mkan malam dengannya dan dia yang akan balik mentraktirku. Tawaran yang menggiurkan sebenarnya. Aku sempat bimbang tapi akhirnya kubalas juga smsnya, “Ma’af, aq ga bisa. Tp thx ya sblmnya”.
Dan malam ini, saat dimana jika aku menerima ajakan Rangga tadi mungkin aku sudah berada di salah satu tempat makan spesial di kota ini. Tapi…sekarang aku berada di depan layar komputer di rumahku. Aku sedang menatap seseorang di layar komputer yang kuajak ngobrol di messenger room. Seseorang yang telah mengisi hari-hariku beberapa waktu ini. Sesorang yang mengajari aku untuk menjadi tangguh. Seseorang yang mengajakku untuk bersabar. Seseorang yang membuat waktuku penuh warna. Seseorang yang hebat di mataku. Seseorang yang selalu kurindukan di setiap waktuku. Seseorang yang kuharap bisa menjalani waktu-waktu kedepan bersamaku….
Aku sedang merayakan ulang tahunku berdua dengannya, merayakan dengan cara kami. Karena Mas (panggilanku untuknya) ada di benua lain, yang terentang jarak dan waktu. Kuberi kado untuk diriku sendiri, bahwa aku bisa dipercaya dan bisa menjaga apa yang ada saat ini antara aku dan Mas. Orang yang kusayang ini memang jauh, tapi dia dekat…bahkan sangat dekat, karena Mas selalu di hatiku… Dan semoga tak tergantikan oleh sosok-sosok yang beredar di dekatku :)
Jadi ma’af untuk Rangga atau Rangga-Rangga yang lain, bukannya aku sok tapi seseorang istimewa sudah memenuhi ruang hati dan ruang pikirku saat ini. Semoga selamanya. Hehehe…

=====






(Cerita ini untuk Mas :) ,,, hehehe…
tokoh2 yg ada di cerita ini fiktif, hasil karanganku aja
Setting penceritaannya juga karanganku.
Sayang...waktu itu tak seindah cerita ini,,,tapi gpp,
smg tahun depan bisa berubah indah...

Wednesday, September 2, 2009

di 2 September 2009





Huuuffff…31?
Iiihhh izur, eh..uzur ding :) Udah uzur jg ya…
Hehehe…
Ntar Lebaran pasti ada yg tanya tentang “itu”, mmm…dijawab apa ya??????
Masa’ cuman senyum dan ketawa kecil lagi?????
Kayaknya sih bakal aku jawab spt itu (lagi)….
Mau bagaimana lagi.... ^_^

Bertambah satu tahun usiaku,
Berkurang satu tahun waktuku…
Semoga waktu yg telah berlalu bisa menjadi pelajaran dan waktu yang akan datang menjadi pengharapan.....

Dyah thanks to :

Ya Alloh…
Terimakasih telah Engkau beri banyak nikmat dan karunia untukku.
Telah Engkau beri aku banyak kemudahan untuk meraih apa yang aku ingin dan citakan...
Orang2 yang aku cintai, sekolah yang lancar (dgn selalu masuk rangking 10 besar, jd bisa bikin Papa yg selalu ambil rapor-ku tersenyum bangga), hehehe... Bisa kuliah di PTN (target tak lebih dr 5 thn musti lulus pun tercapai), mendapat pekerjaan (itu pun dgn target tak boleh lebih dari 1 thn menganggur pun terlaksana), bisa memiliki rumah (walaupun masih nyicil sekian tahun lg, hehehe...tp ini keinginanku sejak di SMA, Engkau pun mempermudahnya...).
Dan msh begitu banyak lg limpahan rahmat-Mu...
Ya Alloh...
Beri aku kesehatan, umur panjang, kesempatan untuk menjadi lebih baik, kesempatan untuk membahagiakan orang2 tercintaku dan selalu iringi langkahku dengan ridlo-Mu...
Amiin...

Mama dan (Alm) Papa...
Terimakasih Ma, Pa.., untuk semua do’a, kasih sayang, waktu, tenaga dan pikiran yang telah tercurah untukku...

My sisters....
Hei guys, hehehe...
Waktu kita imut dulu kita pernah ribut2,,,tp itu kan biasa. Tp kita pun bisa kompak :)

Ipar2-ku dan calon ipar-ku...
Hehehe...Terimakasih ya selalu mendukung my sisters, semoga akur terus...

Keponakan2ku,,,,
yg ga bisa diem,,, dan yg bisa bikin aku takjub dengan segala celoteh dan tingkah lakunya..., hehehe,,,,
Jangan nakal & sekolah yg pintar ya...,

Teman2 dan sahabat2ku..., ga mungkin disebut satu2 ^_^
Salam kompakan aja deh.....

Dan....

My luv....,
hihihi... Terimaksih ya, Mas...sudah ada di waktu2ku. Walau baru sekian waktu berjalan bersama, dengan rentang jarak dan waktu tp semua ternyata bisa membuatku yakin. Semoga akan selalu bersama, Amiin....



Kapan ya hari bahagia itu menghampiriku?????
Hehehe...ngarep bgt siiiy ^_^
Aku ingin menjalani dengan santai,,,,,,tp serius...
Mungkin dia bukan yang terindah, tapi mungkin yang terbaik untukku... (Amiin...)
Kalau Tuhan tidak memberi yang kita inginkan, pasti Tuhan memberi yang kita perlukan... (selalu ingat kata2 bijak ini...)