Sunday, June 22, 2008

tentang pandangan bijak seorang teman ketika temannya ada di situasi sulit...


Pernah merasa jengkel, marah, sedih dan kalut dalam waktu yang bersamaan?

(mungkin) saya mengalaminya…saat ini. Ketika ada orang yang telah mencoba menikam kita dari belakang, menjebak dan membodohi kita serta memposisikan kita dalam tempat yang sulit.


Seorang teman (yang juga seorang kakak) memberi pandangan-pandangan bijak pada saya. Terkadang saya memang merasa perlu ada yang menasehati, memberi wejangan, mengingatkan bahkan memarahi saya sekalipun …(tidak hanya Mama saya saja).


Dia mengutip kata-kata bijak (entah darimana…, mungkin juga dari dirinya sendiri )


“Kalau ada suatu beban berat kita pikul, maka beban itu akan menindih kita sampai remuk, kalau kita tidak bisa melepasnya, karena kita hanya seonggok daging yang menempel di tulang di antara semesta.”


Saya merenungi kata-katanya…..

Lantas dia juga memberi pandangan bijak


“Jadi lepaskanlah beban itu dengan usaha yang baik dan benar serta jangan lupa berdo’a juga bertawakkal, karena tidak ada satu-pun masalah yang sanggup kita selesaikan tanpa bantuan-Nya, dan itu sudah berlangsung sekian lama kita, sekian lama manusia dan alam ini ada.”


Sekali lagi saya merenungi kata-katanya….

Saya mengerti, bahwa saya bisa mengandalkan-Nya untuk memberi saya kekuatan.......



(aku copy sebagian e-mailmu, Mas Jelek..
biar lebih banyak orang yang tau & membaca, mungkin jg bs berguna bagi mereka)





tentang menyelamatkan bumi...



Isu global warming sedang booming.

Bagaimana tidak? Menurut penelitian bahwa akan terjadi peningkatan suhu bumi.

Antara 1,4 – 5,8oCelcius pada tahun 2100.

Masih lama.

Memang, tapi jika kita tetap merusak bumi tanpa berusaha memperbaikinya,

maka besar kemungkinan kerusakan akan lebih cepat terjadi.


Lapisan ozon semakin menipis dan berlubang dimana-mana.

Banjir, longsor dan bencana alam mewabah.

Terjangkitnya penyakit-penyakit baru.

Ada apa dengan bumi?


Kenalilah sekeliling kita.

Lihatlah tayangan media massa, yang sering memberitakan

luas hutan kita berkurang tiap tahunnya sekian persen.

Banyak satwa punah, mata air yang mulai mengering, sampah yang menumpuk dan sebagainya dan sebagainya…

Banyak!


Lantas bagaimana dengan kita?

Tolong, sekali lagi tolong, mungkin kita bisa sedikit membantu untuk menyelamatkan bumi ini.

Bukankah kita masih ingin anak cucu kita menikmati indahnya bumi ini.

Apa jadinya kalau kita mewariskan bumi yang sudah bobrok?


Hal-hal kecil bisa mulai kita lakukan sekarang juga!


Menanam pohon atau tanaman perdu-kalau saya pribadi tidak harus pohon besar yang kita tanam (memang satu pohon besar bisa menyerap 1,33 ton gas karbondioksida), tapi tanaman perdu/hias lainnya pun bisa walau tak sebanyak pohon. Jadi…go green! Imbangi penebangan hutan dengan reboisasi. Hutan gundul adalah malapetaka, berdampak negatif kemana-mana. Jika perlu, stop penebangan hutan! (di Indonesia tingkat kerusakan hutan sudah mencapai 2.000.000 hektare/tahun, sangat parah!).


Hemat energi-pakailah lampu hemat energi, jangan membiarkan peralatan elektronik yang selesai kita pakai dalam keadaan standby, jangan menghidupkan lampu bila memang benar-benar tidak diperlukan (bukankah akhir-akhir ini sering sekali pemadaman bergilir, knp? Karena PT. PLN sedang mengalami krisis energi…maka berhematlah!), matikan pendingin ruangan jika tidak terlalu dibutuhkan (selain hemat energi juga merawat ozon).


Hemat air-disarankan tidak terlalu sering berendam di bathub, matikan kran bila selesai digunakan, disarankan mengatur jadwal mencuci baju (jangan tiap hari…, boros air tuh!), usahakan tidak menyisakan air minum kita (kalau terpaksa sisa siramkan saja ke tanaman), gunakan air secukupnya untuk mencuci mobil, sisakan lahan di sekitar rumah kita tanpa tertutup semen (knp? gunanya untuk daerah resapan air, jadi setidaknya tanah masih menyimpan air di pori-porinya).


Hemat kertas-untuk diketahui saja (boss saya di kantor selalu meminta print out laporan dengan bolak balik, jadi halaman kertas tidak ada yang dibiarkan kosong)…jadi sebisa mungkin sebelum klik “print”, periksa terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan sehingga tidak perlu print ulang, minimalkan pemakaian tissu (fyi tissu dan kertas itu terbuat dari serat kayu, sudah berapa juta pohon ditebang untuk itu?), sampah kertas bisa di daur ulang (jadi jangan biarkan terbuang percuma).


Buanglah sampah pada tempatnya-jika bisa mungkin akan lebih baik jika kita memisahkan antara sampah organik dan anorganik (susah dan ribet memang, terus terang saya sendiri belum bisa melakukannya secara maksimal).


Bawalah kantong/tas kain ketika berbelanja-untuk yang ini saya sering melakukannya, hal ini bisa mengurangi sampah dari kantong plastik yang diberikan toko/penjual. Sampah plastik paling lama terurai, sehingga kian hari akan menumpuk dan mencemari tanah (terlihat tidak indah dipandang dan merusak lingkungan kan?).


Pakailah wadah yang bisa dipakai berulang (tahu maksud saya?)-jadi penggunaan kertas bungkus dan styrofoam untuk wadah makan siang kita (misal), ganti dengan wadah yang bisa dicuci dan besoknya bisa kita pakai lagi (mengurangi pemakain kertas dan timbunan sampah!).


Kurangi polusi udara-mungkin berat untuk sebagian orang, tapi saya cuma mau bilang kurangi penggunaan kendaraan pribadi!


Saya rasa, tidak terlalu berlebihan apa yang saya sarankan. Karena masih ada berderet-deret tindakan yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan efek pemanasan global. Hal-hal di atas hanya langkah kecil, yang bisa segera kita lakukan. Mungkin bisa bertahap, yang jelas…save the earth!


Thursday, June 19, 2008

tentang ditemani seorang teman.........

Indah benar pagi ini, awan putih berarak menghiasi langit yang berwarna biru muda lembut, ketika kualihkan pandangan ke arah sudut 45', aku lihat matahari dengan teriknya menyapa seolah berkata

"hai kawan, mari kudampingi dikau mengarungi hari ini, hari yang akan kau kenang karena tak akan pernah kembali"

Good Morning..........
.


(sms dari teman jelek yg udh aku anggap spt kakak-ku...yg ada d pulau lain ^_^)

Wednesday, June 18, 2008

tentang akrab, rukun, saling menyayangi ^_^













tentang buku dan membaca



Buku adalah jendela dunia.

Rasanya ungkapan itu tidak berlebihan.

Dari buku kita bisa menambah wawasan dan memperkaya hati.
Bahkan dari sebuah komik sekalipun.

Taruhlah sebuah komik, dari sebuah komik pun pasti ada
sesuatu yang bisa kita ambil hikmahnya.

Pasti di komik tersebut ada tokoh antagonis, tokoh bijak,
tokoh penggembira dan sebagainya.

Tergantung kita, bisa memaknai atau tidak?

tentang rasa... (sebuah fiksi)






From : vin_lucu@luvmail.com

To: rey_jelek@luvmail.com

Subject : jujur

Date:Mon, 06 Nop 2006 07:47 PM



Dear Rey, Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Vin harap keadaanmu di Yogyakarta dalam lindungan-Nya. Lama ya, Rey...Vin tidak berkirim kabar padamu? Sudah hampir tiga bulan aku tak menulis e-mail kepadamu. Hmm...lama juga! Bagaimana kabar Yogyakarta? Semoga sudah dalam kondisi lebih baik, sehingga Yogya tetap ramai dengan orang bule ☺ (Seperti ceritamu, kalau kamu senang banget jika bisa mengasah conversation-mu).


Enam tahun bersamamu di Yogyakarta, di kampus biru kita sampai kita mendapat pekerjaan di kota etnik itu. Manis! Indah! O, iya kamu ingat si Kribo nggak? Dia sekarang satu induk denganku cuma lain divisi. Terus Tia ‘Ndut’ sekarang sudah kerja di Bali dan katanya mau disekolahkan lagi ke Australia. Hebat ya? Aduh, jadi kepengen deh. Kalau kamu, gimana kerjaan? Tambah nyaman semoga! Vin harap kamu tidak jadi kutu loncat lagi. Soalnya menurut Vin, gaweanmu yang ini lebih cocok sama karaktermu (yang tak bisa diam dan ingin gaji gede) ☺. Bukankah kita pernah membahas ini dulu...dulu banget di kantin fakultas. “Apakah hukumnya harus, mencari pekerjaan yang cocok dengan sifat kita?” dan kita sepakat kalau bisa sih “iya”.


Sekarang Vin sedang sibuk menyiapkan laporan ke boss (hihihi...seperti jaman kita praktikum dulu ya? Laporan, laporan dan laporan. Hidup laporan!). Tapi Vin menikmatinya kok. Walau terkadang saat-saat sibuk seperti ini Vin ingin sejenak refreshing. Pesan tiket dan terbang ke kotamu. Kita reuni. Cuma Vin tidak punya keberanian lagi. Dan untuk kesekian kalinya Vin hanya bisa melayangkan pikiran mengingatmu. Yach...sedikit kesepian, karena Vin nggak bisa atau tepatnya belum menemukan seorang teman seperti dirimu. Kapan ya, Rey...Vin bisa ketemu kamu lagi? Saat menulis e-mail ini di luar sedang hujan. Aroma tanah basah yang segar ternyata tak mampu mengusir sepiku.


Rey, ma’afkan Vin ya kalau selama perjalanan mengenalmu Vin pernah menyakiti hatimu? Mungkin sekaranglah saatnya Vin untuk mencurahkan isi hati. Delapan bulan yang lalu kamu datang ke kost Vin dengan tampang kusut. Vin sudah tahu penyebabnya karena sehari sebelumnya kamu mengirim SMS bercerita tentang masalahmu. SMS yang sempat membuat Vin terhenyak dan menangis diam-diam (pasti kamu baru tahu sekarang ☺). Di tempat kerja pun Vin sering tidak fokus, sering melamun…benar-benar dahsyat efeknya. Walaupun Vin tahu kamu sedang kalut, toh selera humormu tak hilang (salah satu yang membuat Vin kangen denganmu). Rey yang nota bene sahabatku dijodohkan. Ya dijodohkan! Vin tak habis pikir, hari gini dijodohkan? Walau tak semua tujuan dijodohkan itu akan merenggut kesenangan kita. Tapi untuk kasusmu ini aku merasa trenyuh., kau tak mengenalnya sebelumnya. Dan kau pun sempat berusaha untuk jujur padaku bahwa ada seorang gadis yang telah memikat hatimu. Siapa gadis itu sebenarnya membuat Vin penasaran dan sedikit jealous, tapi Vin tak mau terlalu mengintrogasimu. Karena kalau sudah saatnya nanti kamu pasti akan menceritakan pada Vin (dan ternyata benar, walaupun baru beberapa hari yang lalu). Saat kamu memberitahu tentang perjodohan itu sebenarnya Vin merasa lucu dan tak percaya malah sempat menertawakanmu habis-habisan. Tapi Rey, saat Vin sendiri dan merenung, seperti ada yang hilang dari Vin. Sesuatu yang membuat Vin sedih dan sering menangis sampai berhari-hari.


Mungkin Vin yang terlalu berlebihan, tapi Vin sekarang sudah nggak kuat untuk terus membohongi hati sendiri. Kamu bercerita sudah mencoba untuk menolak perjodohan itu, adu argumen dengan orang tuamu terutama ayahmu. Rey, Vin tahu latar sosial budaya kita berbeda. Tapi apakah salah kalau Vin menyimpan perasaan khusus padamu?


Berhari-hari Vin merasa kosong dan hampa. Rasanya Vin tak sanggup berdekatan denganmu lagi. Walaupun kita berdua tetap membuat hubungan pertemanan kita nyaman. Namun, Vin yakin hati kita masing-masing kadang berkelana sendiri di saat kita bersama sekalipun. Sampai akhirnya Vin memutuskan untuk menjauh darimu. Merantau ke tempat yang lebih jauh, untungnya ada perusahaan yang mau menerima Vin di sini (walau nggak jauh-jauh banget). Bukan marah, bukan benci, bukan pula Vin tak mau lagi menjadi seorang dekatmu. Atau seperti pertanyaanmu, “Apakah Vin bosan menjadi tempat sampahmu?” Satu-satunya orang yang bisa mengerti kamu, bersedia mendengar celotehmu bahkan curahan hatimu serta membantu ini dan itu yang seharusnya kamu kerjakan sendiri. Tidak, Rey! Vin pergi karena Vin sayang sama kamu. Vin tidak ingin kamu bimbang, karena Vin tahu kamu mulai sering membanding-bandingkan Vin dengannya. Sering kamu juga bertanya, apa nanti dia bisa mengerti kamu seperti Vin? (No body is perfect, Rey!).


Kadang pikiran jahat Vin menyergap, semoga perjodohanmu gagal atau semoga wanita yang dijodohkan denganmu tidak merasa cocok denganmu. Tapi Vin sadar, Vin bukan siapa-siapa kamu. Vin cuma sahabat kamu. Sahabat yang mungkin telah salah mengartikan kebaikanmu. Rey, mungkin kamu baru tahu sekarang kalau sebenarnya Vin cinta sama kamu. Rasa sayang yang Vin punya mungkin lebih besar dari yang kamu tahu. Vin berani mengungkapkan sekarang karena ini pasti tak akan merubah keadaan (keberanian yang terlambat?).


Rey, e-mail yang kamu kirim empat hari yang lalu telah membuat Vin sadar kalau ternyata perasaan Vin tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi kita tak mungkin merajut hari-hari ke depan bersama. Kedua orang tuamu telah menentukan hari bahagiamu, bukan? Vin ikhlas kok, Rey. Vin akan mengubur keinginan yang tak mungkin terjadi. Vin juga janji tak akan menangis seperti permintaanmu.


Rey, Vin sudah cukup senang karena sebulan yang lalu Vin sudah berhasil membuat surprise party untukmu. Surprise party yang Vin rancang dari jauh. Hihihi…yang katamu bikin shock (tapi senang kan?). Vin sengaja membuat party itu untukmu karena Vin merasa mungkin tahun ini akan menjadi tahun terakhir Vin bisa ikut memeriahkan hari ulang tahunmu.


Sekali lagi terima kasih untuk hari-hari indahnya. Dan Vin akan selalu mengingatmu. Jangan ragu lagi untuk melangkah ke depan, Rey. Vin akan baik-baik saja di sini. Walau sampai saat ini Vin belum berhasil menghadirkan sosok lain untuk menggantikanmu.


Vin harap hari-hari kedepanmu bahagia. Tapi Vin yakin kau akan bahagia bersama Arlin. Benarkan, Rey? Destia Arlinasari, itu kan nama lengkap calon istrimu yang selalu kau panggil Desti? Walau Vin tidak tahu apakah Arlin bisa lebih mengerti kamu dibanding Vin? Tapi Arlin memang pantas berdampingan denganmu. Dia cantik, dokter gigi pula! Arlin atau Desti, dia masih punya hubungan keluarga denganku dari pihak Papa. Vin juga baru tahu seminggu yang lalu, saat Mama telpon dan bercerita bahwa putri Bude Yani yang di Bandung, yang bernama drg. Destia Arlinasari akan menikah dengan Reynaldi Saputra, ST asli Bandung yang sekarang sudah hidup mapan di Yogyakarta. Vin sempat kaget, tapi sudahlah. Berita akan dilangsungkannya pernikahanmu sudah menyebar di keluarga besar Papaku. Mungkin karena Papa sudah tiada, jadi Vin baru tahu semuanya seminggu yang lalu. Sebab Mama juga baru dikabari oleh saudara-saudara Papa.


Rey, mungkin Vin tidak bisa hadir di hari bahagiamu. Tapi Vin akan berdo’a dari sini untuk kebahagiaanmu. Vin juga minta kamu mendo’akan Vin untuk sabar serta cepat dapat gantimu dan menyusulmu ☺. Kuharap Arlin bisa menyayangimu lebih dari Vin. Dan, please…jangan mengumbar cerita tentang kita ya! Kasihan Arlin, bahagiakan dia! Jaga diri baik-baik, biar malam pertama sukses. Hehehe...


Wassalam,

Revina

Send.


Tak pernah menyesal mengenal dirimu

Jalan yang ku tempuh tak tertuju padamu…


Lagu Anang dan KD ini mengiringi selesainya aku mengetik e-mail. Air mataku menetes, segera kuhapus. Karena aku ingat kau memintaku untuk tak menangis. Ah…Rey, jika di hari ini aku masih sanggup berdiri tegak, salah satunya karena kamu. Mungkin Tuhan punya rencana lain untuk kita. Pertemuan kita, kemudian kedekatan kita serta hari-hari indah yang pernah kita lalui sekian lama semua manis untuk dikenang. Salah satu anugerah terindah dalam hidupku. Dan kini, kita pun harus mengakhirinya dengan indah pula.


Sempat dalam hatiku muncul pertanyaan, setelah sekian lama Tuhan menjalinkan benang merah di antara kita tapi toh kita tak bisa bersatu. Apa mungkin Tuhan lupa menyimpulnya? Tapi sungguh, aku bersyukur pernah mengenalmu. Aku hanya berharap kau selalu bahagia.


Kuambil bingkai foto di atas meja samping tempat tidurku. Ada gambar kita berdua saat di Kaliurang, satu minggu sebelum aku pergi menjauh darimu. Terasa menyesak di dada, kuhirup udara banyak-banyak dan kuhembuskan kuat-kuat. Sedikit lebih ringan. Ah…mungkin ini yang terbaik untuk kita berdua saat ini. Kulepas foto itu dan kusimpan dalam laci terbawah. Biar hati dan pikiran kita yang mengabadikan hari-hari indah yang pernah kita lalui bersama. Atau mungkin lebih baik kita lupakan, biar waktu yang akan menjawabnya. Yang pasti aku masih sahabatmu, jadi kapanpun kamu membutuhkan aku, aku akan berusaha membantumu.


Lima hari kemudian, balasan e-mail dari Rey terpampang di depanku.


From : rey_jelek@luvmail.com

To: vin_lucu@luvmail.com

Subject : masih sahabatmu

Date:Sat, 11 Nop 2006 08:36 PM


Assalamu’alaikum, Vin! (jawab lho)

Terima kasih ternyata Vin tak melupakan aku. Semoga selalu begitu seterusnya. Terima kasih juga sekian waktu yang terbilang cukup lama Vin telah ada dalam kehidupanku. Dan terima kasih banyak ternyata Vin berani jujur dengan hati sendiri dan juga pada diriku. Aku bangga lho disenengi sama kamu ☺. Pokoknya banyak terima kasih untuk ketulusanmu sampai detik ini.


Vin, aku harap kamu bisa datang di acara pernikahanku. Selain masih ada hubungan keluarga, aku juga pengen bukti kalau kamu baik-baik saja. Please,Vin! Tapi aku tidak memaksa, kalau dengan datang dan itu akan membuatmu merasa tidak nyaman...mungkin kamu lebih baik memang tak datang (kadonya aja dikirim, Vin).


Sekarang lagi sibuk-sibuknya nih. Ribet banget ya mau kawin (akhirnya berkat doronganmu, aku bisa menerima semuanya). Hehehe… tapi aku juga sudah tak sabar mengalami malam pertama (mupeng banget ya!). Aku baru tahu kalian punya hubungan keluarga ketika baca e-mail-mu. Dan kemarin Desti alias Arlin sempat bertanya, apa aku kenal Revina Daniaputri? Aku nggak bisa bohong, karena itu aku menjawab bahwa kamu teman terbaikku (bangga pasti!). Just it! Nggak lebih, apalagi tentang rasa kita. Cukup kita yang tahu, karena memang terlalu riskan untuk diumbar (tuh kan aku pengertian?).


Revina, mungkin kita nggak akan sebebas dulu tapi aku tetap sahabatmu. Aku siap membantu kapan kau perlukan. Aku juga pengen suatu hari kita bisa ngobrol berdua aja sambil cekakakan (aku kangen sama ketawamu). Bukan selingkuh lho, Vin. Sekedar bernostalgia dengan yang pernah ada, tapi bukan untuk menumbuhkan rasa itu lagi. Do’ain aja aku jadi suami yang setia jadi tak sempat berpikir untuk berselingkuh (...denganmu) ☺.


Oke, Vin…jaga diri baik-baik coz kamu jauh dari siapa-siapa. Nomer ponsel-ku masih tetap, jadi kamu bisa call aku kapan kau perlu. Aku jamin Desti tak akan cemburu sama saudaranya. Terus...cepat-cepat cari pangeran impian biar dapat menyusulku. Aku juga akan berdo’a untukmu, semoga mendapat yang terbaik dalam hidupmu.


Take care, Vin. Sering-sering pulang ke Jawa ya biar bisa ketemuan! Atau aku sama Desti yang harus ber-honeymoon ke Riau?


Wassalam,

Yang masih akan terus menjadi sahabatmu,

Rey


Aku tersenyum membaca e-mail-nya. Semoga hatimu benar-benar bersih dari rasa itu. Sehingga hari-harimu akan terus bahagia dengan Arlin. Hmm…tapi sepertinya aku tak sanggup melihatnya bersanding di pelaminan. Tak berapa lama, aku pun sibuk memikirkan kado apa yang akan kukirim di hari istimewanya. Untuk orang yang pernah menjadi istimewa harus kado istimewa juga.


Pikiranku melayang-layang, masih tentang rasa ini. Ada sedikit kelegaan dalam hatiku karena kita telah sama-sama jujur. Dialog hati akan dirimu masih mengikutiku. Aku tak berusaha mengusirnya. Kunikmati! Karena semakin aku berusaha melupakan atau mengusirnya, rasa itu semakin memagut hati. Semoga masih ada hari esok dimana kita akan bertemu dalam suasana yang lebih menyenangkan. Semoga…



Malang, awal Januari 2007

Tuesday, June 17, 2008

ttg buku Laskar Pelangi (tetralogi)



TENTANG LASKAR PELANGI


Ini tentang testimonial saya untuk novel Laskar Pelangi (tetralogi), sumprit tuh novel canggih banget! Keren! Nambah ilmu! Nambah wawasan! Bagus bgt! Ga rugi kalo kita saya, anda, kamu serta mereka membeli dan membacanya. Kita diajak terharu, menangis, tersenyum, terbahak-bahak, merenung dengan buku itu. Benar-benar memotivasi dan menginspirasi! Hebatnya lagi, buku ini ditulis oleh seseorang yang sama sekali belum pernah menulis cerita. Jadi Laskar Pelangi adalah karya pertama-nya yg adikarya bgt.


Bukannya terlalu memuji, tp sesuai kenyataan koq. Di saat penulis-penulis lain menulis tema chicklit, teenlit, metropop, kisah-kisah percintaan (saya jg suka bacaan yg enteng2 spt itu, tp sesekali saya rindu akan bacaan yg lain drpd yg lain…), Andrea Hirata tampil dengan hasil debutnya yg bercerita tentang bagaimana dirinya dulu ketika mengejar cita-cita untuk bersekolah setinggi mungkin alias ingin menginjakkan kaki-nya di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis. Betapa dia bercerita dengan apik berlatar belakang pendidikan dan minim-nya daya jangkau rakyat kecil terhadap pendidikan “yang terbilang masih mahal”.


Kalau dipikir sebenarnya bukunya itu kurang komersil tetapi ternyata Laskar Pelangi bisa menjadi Novel Terlaris Dalam Sejarah Sastra Indonesia, itu berarti para penikmat buku haus akan bacaan yang tidak biasa. Sehingga kisah-kisah yg biasa menjadi istimewa di novel Laskar Pelangi ini.


Terus terang, koleksi novel saya banyak, dari novel yg sedikit bermutu smp yg biasa bgt, tp kebanyakan yg enteng-enteng itu tadi. Hehehe… ☺. Tapi saya tidak menolak jika disodori novel yang istilahnya “agak berat”, karena pada dasarnya saya doyan baca ☺. Jadi saya sering menceritakan kembali tentang suatu cerita dari sebuah novel pada teman-teman saya. Dan biasanya mereka tertarik, termasuk ketika saya menceritakan kembali lewat obrolan kisah-kisah yg ada di Laskar Pelangi. Dan ternyata teman-teman saya tergoda ingin memiliki novel tersebut. Propaganda yang tidak secara langsung. Hehehe… ☺


Buku kedua dari Laskar Pelangi yaitu Sang Pemimpi membuat saya kembali bersemangat mencari ilmu (lagi dan lagi!). Tidak harus duduk di bangku kuliah kan? Belajar bisa dimana saja, tergantung cara pandang kita akan sesuatu.


Edensor buku ketiga dari Laskar Pelangi ini, sudah hampir lima kali saya baca (lagi!). Saya jatuh cinta pada buku ketiga ini. Penuh greget, semangat dan sekilas memberitahu saya tentang dunia “cinta”.


Saya kira testimonial2 yang terluncur utk karya2 Andrea Hirata ini tidak berlebihan, mungkin ada sedikit kekurangan tp yang jelas ada banyak kelebihan disana. Terbukti ketiganya menjadi National Best Seller.


Buku keempatnya, Maryamah Karpov belum saya jumpai di toko buku. Semoga segera ada, saya sudah tidak sabar ingin membacanya ☺.


Salut untuk novel-novel dari seorang master of science bidang ekonomi telekomunikasi jebolan luar negeri ini, lebih salut lagi ternyata dia kembali mengabdikan diri dengan ilmu2nya di tanah air.