Tuesday, December 23, 2008

rasa memang berkuasa

Love Myspace Comments
MyNiceSpace.com



Ruang kosong itu dulu cuma satu bukan?
Bahkan kuyakin, kau berharap hanya akan ada seorang yang menghuninya.
Jangan!
Jangan biarkan seorang itu menangis karena kau coba
memasukkan seorang lain lagi di ruang itu

Tak untuk aku
Tak untuk dia
Tak untuk yang lain

Biarkan seorang istimewa yang terpilih,
yang berada di dalamnya.
Biarkan seorang istimewa itu tersenyum
memandangi ruang indah di hatimu

Ketika rasa tak terbendung,
Ketika jiwa memberontak
Renungkan kembali arti kalian
Tengok kembali janji hati

Mungkin menyakiti
Mungkin melukai
Yang lain
Tapi biarlah…jika memang harus seperti itu

Namun seandainya yang lain pun
Kau perbolehkan ada dalam ruang itu…
Tolong…
Jangan beri sakit
Jangan beri luka yang tak tersembuhkan oleh apapun
pada hati yang mulia

Tetaplah menjadi seorang yang berarti baginya
Walaupun artimu berbeda di diri seorang istimewa dan di diri yang lain
Rasa memang berkuasa…

terkisah untuk terkasih



Rintik hujan disini mungkin tak seindah salju yang sekarang menghias kota tinggalmu. Namun, aku bisa meraskan lembutnya butiran salju itu di hati.

Mungkin sebelum ini, aku melewati banyak perlintasan, sebelum akhirnya aku bertemu dengamu. Aku juga tau dirimu juga melewati banyak perlintasan sebelum bertemu denganku. Biarkan saja perlintasan yang pernah kita lewati tetap ada di hati kita. Biarkan menjadi kenangan yang mungkin akan menjadi ilmu yang berguna untuk kita.

Dan mungkin tanpa kita sadari diantara sekian banyak perlintasan itu, kita pernah saling bertemu. Namun, waktu itu tak cukup rasa dan asa yang membuat kita kuat seperti sekarang ini.

Hmmm….harum tanah basah disini mungkin tak sehebat salju yang menutupi permukaan kotamu. Tapi, sama kurasakan sahdunya di hati.

Sekian waktu yang mungkin belum berarti, ternyata mampu membuat kita saling mencari. Seperti inilah rindu. Seperti inilah rasa. Dan.., seperti inilah nyata. Mudahnya aku menjumpaimu, seakan jarak yang membentang diantara kita hanya sejengkal. Walau putaran sang waktu tak bisa membuat pagi dan malam yang sama pada kita. Namun, cukuplah…beda ini membuat kita terlihat menguasai hari.

Cerita yang mengalir….seakan menjadi hiasan indah di setiap waktuku dan waktumu. Kadang canda, kadang tawa, kadang kesal, kadang tangis, kadang marah, kadang rindu, kadang serius, kadang berandai-andai, kadang ingin yang tak bisa cepat terwujud…, semua lepas bebas mengalir apa adanya. Biarkan semua seperti itu. Kita nikmati dan syukuri saja.

Dingin yang menyergap disini, mungkin tak sebanding dengan gigil yang pasti akan terasa menggigit kulitmu. Namun, tetap terasa hangat di hati bukan?

Ketika kita menatapi waktu kemarin, hari ini dan semoga esok…., ada yang membuncah di dada ini. Harapan, asa, keinginan, kemauan untuk saling memberi dan menerima. Biarkan setiap rasa singgah di hati kita. Berdo’a saja agar Tuhan mengabulkannya.

Satu yang kita harapkan. Bahagia di setiap waktu yang terlewati. Mari kita ijinkan hati dan pikiran kita bertemu memenuhi angkasa dengan segenap rasa yang nantinya mampu menaklukan kuatnya kita….

Tuesday, December 16, 2008

dirimu di batas cakrawala



Teman...


Jangan beranjak dari tempat itu

Biarkan aku dan yang lain

tetap bisa memandangmu


Jangan terlepas dari putaran sang waktu

Biarkan aku menatap seluruh emosimu

tetap dengan keakuan-mu


Jangan merubah apa yang pernah ada

Biarkan aku dan yang lain menjadi saksi jiwamu

tetap bisa menemuimu

tetap dengan seluruh ekspresimu

Sunday, December 14, 2008

ibu dan anak-anak semesta

(Ini bukan sebuah cerita dan tulisan dari saya, tapi dari seorang teman , seorang sahabat yang sepertinya juga setia menemani waktu luang saya, hehehe... . Sebuah tulisan yang menggugah rasa haru..., terutama buat saya.Tulisan ini tidak mengalami pengeditan sama sekali, biar tetap terasa tulisan ini khas dari sang penulis. Tolong simak cerita pada tulisan ini...IBU dan ANAK-ANAK SEMESTA)


Aku punya cerita nih
Semalam tetanggaku mengeluh
Katanya anaknya yang berumur setahunan sudah mulai bandel
Maunya main terus
Dan semuanya dianggap mainan

Piring, sendok, TV, radio, HP, dsb
“makanya kita harus hati2 dan simpan baik2 barang2 itu, karena si kecil itu sudah bandel & lincah sekali, lambat sedikit bisa prrrrraaaaaaakkkk” katanya

Aku lihat si ibu seakan2 mengeluh
Aku gak tahu harus berkata apa
Soalnya dihadapanku itu seorang IBU
Mau komen atau sok saran,
Ah takut salah
Tapi dapat kupahami si Ibu sebenarnya tidak sedang mengeluh
Dia sedang mencoba berbagi kebahagiaan denganku

Ada hal indah dan lucu disana
Meskipun merepotkan tapi kuyakini ada bahagia dalam hati si ibu
Ketika dan dalam setiap detak waktu bersama kebandelan si kecil
Yang lucu menggemaskan

Cerita itu bak kunci pintu waktu
Kucoba membuka memori tapi tak ada apa2 disitu
Yang ada hanya dugaan
Mungkin aku juga dulu begitu
Mungkin aku gak jauh beda

Tapi tetap bisa kurasakan
Hangatnya belaian kasih sayang ibuku
Lembut tatapan matanya
Lembut belaian tangannya membelai rambutku

Lembut tutur sapanya
Lembut panggilannya “nak..”
Indah nian
Ternyata aku tak harus menjadi bayi kembali
Untuk sekedar tahu rasa itu

Jujur akupun tak ingat
Seperti apa aku ketika usiaku setahunan
Tapi kok saat ini rasanya aku tahu betul
Kalau saat itu aku disayang, dimanja, dan dijaga oleh makhluk Tuhan yang mulia
Ibuku

Tak terasa hatiku bergetar
Mataku berkaca2
Tak terasa mataku basah
Membasahi hatiku

Kucoba menerawang perjalananku
Dan mungkin juga perlajanan manusia lainnya
Kuyakini semua akan merasakan hal yang sama
Jika mengenang masa2 itu

Menurutku
Setianya anak manusia itu minimal sama dengan setianya sang burung camar
Yang akan kembali mudik ke sangkarnya
Meskipun setahun sekali

Dan setianya sang ibu minimal sama dengan setianya
Sang kekasih yang melepas kekasihnya dengan penuh rasa kasih sayang
Dengan iringan doa dan restu
Semoga sang tunas dambaannya tumbuh subur menjadi pohon2 besar
Cukuplah itu, tak lebih dan tak berharap banyak untuk dirinya

Matahari berputar pada porosnya
Setia memberi cahaya kepada planet2 yang mengitarinya (yang juga berputar pada porosnya)
Entah bagaimana jadinya seandainya salah satu planetnya hilang
Mungkin matahari juga akan sedih
Atau mungkin matahari akan menjadi petarung sejati
Segalak induk ayam yang takut kehilangan anaknya

Dan entah bagaimana jadinya
Seandainya Matahari tak bersinar lagi
Bagaimana perasaan bumi dan planet2 yang sangat tergantung kepadanya
Semua benda2 semesta itu tentu punya tujuan penciptaannya masing2
Semua tampaknya saling menyayangi
Bak ibu dan anak2nya

“Ya Allah, berikanlah semua yang terbaik yang Engkau ridhoi kepada Ibuku dan ibu2 semesta lainnya, sayangilah ibuku dan mereka sebagaimana mereka menyayangi aku dan anak2 mereka sewaktu masih kecil sampai dewasa”

Salam untuk ibuku dan ibu2 semesta...


(Bagaimana setelah membacanya? Saya sempat menitikkan air mata... Haru membuncah di dada... “Mas Jelek, good story nih... Inspiratif banget... :) Makasih lho udah memberi upeti buat aku. Hehehe.. Salam buat Bunda-mu juga ya....”)

ternyata dia koq....

Setelah sekian waktu saya tak menjumpainya..
Dan setelah ketemu…
Garing!!!
(emang krupuk?) :)


Apa saya yang berubah?
Mungkin juga.
Tapi saya tak akan berubah jika dia tak berubah.
Kata teman saya “Kamu mulai ilfil ya sama dia?”
Nah….ini!!!


Apa iya saya udah ilfil sama dia?
Tapi koq rasa-rasanya…iya
Haduuuuhhhhh….
Koq bisa sih?


Penjelasannya gini…
Saya itu dididik untuk bertanggung jawab dengan semua perkataan
dan perbuatan yang sudah saya ucapkan dan lakukan.
Istilahnya…gentle!
Hehehe…
Gentlewoman dunk jadinya :)
Ortu saya juga gak mungkin menyuruh saya untuk….mmm…apa ya istilahnya?
Mungkin…’lempar batu sembunyi tangan’.
Dan itu memang ‘nggak saya banget”.


Sorry sebelumnya…
Dan saya, melihat dia seperti itu! Lempar batu sembunyi tangan!
OMG….
Ternyata dia koq……
??????????
Harusnya saya sudah melek mata dari kemarin-kemarin (atau malah dari dulu-dulu).
Cuma selalu ada pemakluman untuk dia dari saya!
Aneh!
Dan sepertinya sekarang inilah saya menghilangkan pemakluman itu.


Bukannya saya jahat (dia sepertinya lebih jahat deh) :p
Karena yang sudah dilakukannya cukup menohok saya dan mungkin menohok yang lain.
Walaupun tidak dilakukannya kepada saya.
Kenapa sih dia tidak bisa “ini lho saya…, saya memang salah…mohon dima’afkan”?


Ok-lah…setiap orang punya cara pandang dan pikir yang berbeda.
Tapi menyangkut yg ini tetap kurang pas di pandang dan pikir saya.
Seribu alasan yang terlontar untuk membela dirinya tak cukup melawan puluhan ribu tanya dari hati saya.
Teman saya pernah memberi komentar “…seperti itu kan bisa dibicarakan, kalo memang maksudnya baik….”.
Saya cuma diam saja mendengar komentar itu, tapi dalam hati meng-iya-kan…


Sekali lagi…
Itikad baik itu perlu kuat tertanam di diri kita.
Hmmm…rasanya saya pernah bicara ini dengan seorang terkasih :)
(dilarang sirik deh….).
((Dan saya bisa menerima pernyataan-pernyataannya.
Karena memang saya melihatnya konsisten dengan omongannya. Semoga seorang terkasih itu tak berubah seperti dia…)).
Hehehe…
(pasti ada yang menertawakan saya dan mencibir tulisan saya ini…)
:)


Semua sudah kejadian…
Saya yakin dia nggak akan menelan ludahnya sendiri…
Saya harap, di hari kedepannya…dia tak seperti itu lagi..

butir-butir embun di rerumputan





(Tulisan ini masih dari teman saya...sahabat saya...masih yang itu2 juga. Hehehe...
Mungkin yang FS-nya ada add ke dia, pasti juga sudah membaca tulisan ini..., tapi saya tidak jadi plagiat lho... Dia yang meminta saya untuk copy paste tulisan ini yang sengaja dikirimnya lewat e-mail... Sekali lagi...tulisannya khas sang penulisnya)




Huuusssssssttttttttt...heaaahhhh...Wussssssshhhhhhh......
segaaaaaaaaaaarrrrrrrrr
Hawa murni hilir mudik mengalir ke dalam saluran pernafasanku
Tak segan kuhirup sedalam-dalamnya
Lalu kuhembuskan perlahan
Enggan rasanya kubuang
Berulang dan berulang kali

Gegap gempita genderang semangat dalam hati
Mengiringi derap maju langkahku
Tak cukup itu, kupalingkan wajah ke samping, atas, dan kebawah
Kulahap semua hidangan sarapan pagi alam bebas

Kadang berbelok
Kadang melompat
Kadang pula berlari
Semua berlalu bak tarian
Berbaur membentuk nyanyian dan canda

Makhluk alam bebas ceria menyapaku
Tikus tanah seakan mangajak main ciluk baa
Anjing-anjing liar bercanda dengan khasnya
Ular sawah pun tak ingin kalah meliuk-liuk diantara rumput dan semak-semak

Tak ada ragu
Tak ada takut
Tak ada risih
Yang ada hanya senyum bersahabat

Kepingan kenangan itu mencuat kembali
Tatkala tadi pagi aku berjalan melintasi taman rumput yang masih berembun
Mengingatkanku akan masa dan alam bebas
Hamparan sawah tadah hujan
yang berubah menjadi padang rumput dan ilalang
Jalan tol gratis yang selalu kulalui setiap musim kemarau
Setiap masuk pagi dimasa SMA dulu

Pengalaman indah yang tak akan terulang lagi
Karena waktu adalah waktu yang tak akan tergantikan
Mereka muncul seketika dan menghilang seketika
Mungkinkah ini yang dimaksud setia ???

Butiran embun di rerumputan yang kujumpai tadi pagi
Seakan menitipkan pesan
Sejukkan hatimu dipenatnya kehidupan siang
Dan titip salam
Untuk teman, sahabat, dan karibmu
Selamat pagiiiiiiiiiii ........


(Selamat pagi juga untukmu , Mas Jelek! Walau terpaut 2 jam... :) Thanks ya... udah bantuin aku mengisi ruang monumental ini. Hehehe... Apa coba? Ssst...st..st...)

Monday, December 8, 2008

kulihat kau indah sejak dulu...




Wahai malam…
Kemarin gelapmu tak terhiraukan
Gulitamu tak teracuhkan
Bahkan ketika kerlip bintang
Telah menghiasmu….


Mereka tak peduli
Tetap tak hiraukanmu…
Bahkan ketika aku bilang
Kau indah…


Namun…
Kini…
Ketika kau berganti siang
Dengan sedikit sentuhanmu
Yang bisa membuat warna lain nampak


Tiba-tiba saja…
Semua ingin menyapamu…
Menyanjungmu…
Memujamu…
Bahkan ketika aku sudah
Merasa kau biasa…


Karena aku telah bisa melihatmu
Mencandai waktu dengan indah
Sejak dulu….

hal-hal menakjubkan pada sahabat



"Sahabat tidak merasa menertawakan sahabatnya adalah hal yang lucu"

*) Sahabat tidak bisa marah lama-lama pada sahabatnya

*) Sahabat bisa mengerti kita, bahkan ketika kita sendiri tidak mengerti

*) Sahabat selalu tahu apa yang perlu kita dengar dan kapan kita tidak perlu mendengar apa-apa

*) Sahabat tidak ikut campur dalam hidup kita, tapi mereka tetap memperhatikannya

*) Sahabat tidak mengukur persahabatan kita dengan waktu yang kita habiskan bersamanya

*) Sahabat yang sangat teratur bisa mempunyai sahabat yang tidak pernah punya rencana sekalipun

*) Sahabat yang selalu serius, bisa punya sahabat yang selalu riang

*) Sahabat tidak perlu selalu serupa, mereka tahu cara menikmati perbedaan mereka

*) Sahabat seperti pintu yang terbuka, tapi bukan keset yang bisa diinjak

*) Sahabat bisa mengurangi kesedihan kita

*) Sahabat ikut senang, bila kita senang

*) Sahabat bisa membuat kita tidak meras berhutang budi

*) Sahabat bisa memberi kita hadiah tanpa mengharapkan balasan

*) Surat dari sahabat bisa mencerahkan sebuah hari

*) Sahabat adalah satu-satunya orang yang bisa membuat kita tertawa setelah kita putus cinta

*) Sahabat tidak melecehkan impian dan harapan kita

*) Sahabat ingat hal-hal yang menjengkelkan kita, warna kesayangan kita, lagu yang kita suka…dan melupakan berapa kali kita lupa kesukaannya

*) Sahabat bisa mengubah pertengkaran menjadi tawa

*) Berlibur bersama sahabat bukan saja lebih menyenangkan, tapi juga lebih hemat

*) Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada menyakiti seorang sahabat, tidak ada yang lebih menyembuhkan daripada dima’afkan seorang sahabat

*) Ketika sahabat pindah ke tempat lain, sebagian dari sejarah hidup kita pergi bersama mereka

*) Sahabat adalah bagian terbaik dari diri kita sendiri

(disadur dari buku dengan judul yang sama, judul asli buku : The Wonder of Friends)


Hmmm…itulah sebagian yang saya rasakan, karena saya memiliki mereka….sahabat-sahabat saya… Sejauh apapun mereka berada, mereka selalu dekat di hati saya…

saya punya sahabat....




“Buat apa punya sahabat? Kan sudah ada pacar…”

Pernyataan seperti itu pernah terlontar dari bibir teman saya.

Hohoho…
Saya jadi tergerak untuk memberinya sebuah pandangan :)
(sok bijak euiy…)

Dia tidak tau arti sahabat!
Dan dia memang tidak punya seekor sahabat pun
Hehehe… (emang monyet pake ekor…)

Jelas banget,
Sahabat itu..
Beda denga teman,
beda dengan sodara,
beda denga pacar!!!!!!!!!!!!

Saya bilang seperti ini karena saya punya sahabat.
Lengkap, sahabat cewek punya…sahabat cowok saya juga punya….
Sahabat saya tak perlu bertemu setiap hari dengan saya,
tapi mereka selalu tau apa yang saya alami lengkap dengan detailnya.
Yang setiap hari bertemu belum tentu tau tentang apa yang saya alami dan rasakan selengkap apa yang diketahui sahabat saya,
karena sahabat adalah orang yang terpilih dan terpercaya.
Hmmm…. :)
Saya bisa bercerita apa saja dengan mereka…, dengan sodara belum tentu… :p

Ya…, memang hak setiap orang untuk menceritakan suatu hal kepada siapa pun.
Tapi seorang sahabat…
(Insyaalloh…)
Tidak punya tendensi apa-apa dari kebaikannya pada kita.

rindu



Senja itu….langit temaram
Kilat menyambar
Angin mendesau kencang
Dan…
Seketika bumi basah


Disini sendiri menatap derai hujan
Adakah disana sosoknya juga merasakan
apa yang kurasakan….


Ketika rasa ini membuncah di dada
Hanya bayangan yang menemaniku
Tapi…
Bentangan jarak dan waktu
ternyata tak mampu membuat kita merasa jauh….

Sunday, December 7, 2008

pagi yang aneh :)

Jum’at kemarin adalah hari yang aneh buat saya…
Saya datang ke kantor terlambat!
Seumur-umur bekerja, sudah hampir enam tahun…baru kali itu saya datang telat!
Menyebalkan sekali bukan??????????????????????????????

Padahal saya pagi itu sudah bangun di jam yang semestinya…
Cuma…
Begitu bangun, saya ingat hp saya lowbat.
Saya langsung charge itu hp.
Baru kemudian melakukan aktifitas lain…menyiapkan bekal makan siang saya
untuk dibawa ke kantor, mandi, dandan dsb…dsb…

Jam 6 tet, saya longok hp..ternyata batterainya belum full.
Padahal jam segitu harusnya saya sudah keluar rumah…berangkat kerja.
10 menit saya lihat juga belum full.
Toleransi saya, saya tambah 5 menit lagi.
Ternyata…
5 menit lagi itu juga belum full..
Akhirnya terpaksa saya cabut charge-nya.
Sudah 6.15…

Seperti biasa, saya jalan ke pangkalan ojek di depan masjid perumahan.
Dan…
Tak satu ekor-pun ojek yang mangkal disitu (mungkin semua lagi narik…).
Akhirnya saya jalan ke depan gerbang perumahan…
Ya…akhirnya naek ojek juga sih.
Judulnya ‘Mendadak Ojek”.
Karena yang mengantar saya ke depan..ke jalan raya itu sebenarnya bukan tukang ojek tapi Bapak yang sering jaga di pos security perumahan situ :)

Sampai di depan…di jalan raya…saya tidak bisa menyebrang, ada kali 5 menit lebih saya cuma berdiri nunggu jalan agak lengang.
Hhhh!!!!!!
Jalan sudah ramai sekali jam segitu.
Lagian saya tidak mau mengulang untuk ditabrak lagi! (cukup sekali…nggak mau-mau lagi!).
Begitu bisa menyebrang…giliran tak ada angkot yang lewat (gak biasa2nya juga jarak antar angkot jauh…).
Cukup lama saya menunggu.
Aduuuuhhhh…..
Sampai akhirnya naek angkot.
Tapi…
Angkot itu berhenti ngetem di pasar, nunggu angkotnya dipenuhi penumpang.
Jam 6.50
Harapan tipis untuk tidak datang terlambat…

Benar saja, sampai gerbang kantor di pos satpam jam udah 7.05
Cuma terlambat 5 menit.
Masih batas toleransi kantor.
Tapi masalahnya saya tidak pernah terlambat, jadi aneh saja kalo telat.
Lagian malu dong…
Saya kan memberi contoh anak buah untuk datang kerja on time (koq saya telat??????).
Dan satu lagi, di gerbang kan ada kamera CCTV-nya.
Apa kata boss saya semisal dia melihat rekaman kamera dan menyaksikan anak buahnya datang terlambat?

Benar-benar pagi yang aneh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! (semoga tidak terulang lagi!)

“eh, ngomong2 salah di bagian yang mana sih.., koq sampai terlambat?..
Karena nunggu charge hp penuh? Karena gak ada ojek? Karena gak bisa nyebrang2? Karena nunggu angkotnya lama? Atau karena angkot pake acara ngetem di pasar?… Hehehe…sepertinya salah semua deh!!!!!!” ;p

Saturday, December 6, 2008

dirinya saat ini...





Ketika tak ada sapa

Ketika tak ada suara

Ketika tak ada ruang sua



Kapan dirimu menyapa

Kapan dirimu bersuara

Kapan dirimu menjumpainya


Ketika lara membenamkannya

Sesaat sapa lain menyerunya

Sesaat suara dan sua lain menemuinya

Inilah dirinya...

Sekarang...