Saturday, July 26, 2008

tentang buku kekuatan pikiran dan takdir...

“Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang apabila orang itu tidak berusaha mengubah nasibnya sendiri”


Itu kutipan pengantar dari sebuah buku berjudul ‘Apakah Kekuatan Pikiran Mampu Mengubah Takdir?’


Itu judul buku yang terakhir saya baca kemarin. Judulnya yang boleh saya bilang “wah”…, membuat saya penasaran. Dan akhirnya saya beli dan baca. Dari judulnya dalam bayangan saya…”buku berat nih…”, tapi ternyata tidak seberat yang saya bayangkan. Bacalah saat Anda benar-benar relaks.


Banyak sekali penulis (Bapak Drs. M. Hari Kardjono) memberi contoh-contoh dari kehidupan yang ada di sekeliling kita. Ada satu contoh yang menarik. Tentang buah semangka. Takdirnya kan buah semangka itu ada bijinya, tapi ternyata dengan ulah pikiran manusia bisa dihasilkan buah semangka tanpa biji.


Hmm…benar juga ya?


Buku ini mengupas jelas tentang kekuatan pikiran dan cara memanfaatkannya untuk mengubah takdir seseorang. Dan semua kembali kepada Anda, apakah Anda sepakat dengan kata-kata penulis? Tidak ada larangan untuk kontra tapi lebih baiknya Anda membaca buku ini terlebih dulu…(agak propaganda nih…).


Kutipan ungkapan-ungkapan bijak juga ada dalam buku ini…

“tidak baik membandingkan diri dengan orang lain, karena akan selalu ada orang lain yang lebih baik dan lebih buruk” atau “di atas langit ada langit”…


Setidaknya dengan membaca buku ini bisa menambah pandangan hidup Anda…


tentang (mengenang) nenek...

Gara-gara saya bikin nasi goreng, saya tiba-tiba ingat mendiang nenek saya (ibu-nya Papa). Soalnya beliau dulu gape banget bikin nasi goreng Jawa. Yummy banget kalau beliau yang bikin.


Nenek itu orangnya disiplin banget…super disiplin malah! (hasil didikan ala Belanda mungkin…) :) Kecil saya, kira-kira sampai SMP, saya ikut nenek dengan kakak saya. Beliau memang memanjakan kami. Tapi jangan tanya kalau kami nakal. Hukuman pasti tak terelakkan. Dari sekedar dicubit sampai disuruh berdiam diri di dalam kamar mandi. Hehehe…namanya juga anak kecil, wajar dong kalau masih suka nakal.


Soal waktu, beliau juga teramat disiplin. Waktu belajar, makan, bermain, nonton tv dan sebagainya harus sesuai porsinya. Yaaa…seperti wamil gitu deh! :)


Nenek yang selalu memasak enak-enak untuk kami, yang sering membelikan mainan untuk kami. Saking sayangnya kepada kami, cucu-cucunya…beliau selalu membela kami ketika Papa atau Mama memarahi kami. Serasa punya pahlawan pembela, tapi kalau nenek yang memarahi kami…tak seorang pun bisa membela kami :)


Dari nenek, saya mengenal disiplin-disiplin itu. Begitu mengenal sekolah, rasanya saya tak pernah mendengar perintah untuk disuruh belajar. Saya otomatis sudah tau itu kewajiban saya.


Dari nenek, saya pertama mengenal properti dapur (dengan Mama semakin lengkap karena plus belajar terjun di dapur). Kata Mama, nenek menularkan kepandaian memasaknya pada Mama (dan sepertinya Mama, menantu kesayangan nenek) :)


Dari nenek, saya diajak berkenalan dengan budaya Jawa. Wayang kulit, wayang orang, ketropak (bukan makanan lho..., mirip wayang orang) dan ludruk. Dan mungkin sekarang saya masih bisa menikmati, kecuali wayang kulit. Karena saya kurang pandai mengenali tokoh-tokoh di wayang kulit (sepertinya satu dengan yang lain sama!)…tapi saya sering ikut tersenyum dengan komentar-komentar dalang yang kocak.


Dari nenek, saya pun mulai suka membaca. Nenek adalah tukang baca sejati! Beliau punya banyak koleksi novel jadul… Hehehe.. (tapi mungkin sekarang sudah tak berbekas…). Novel-novel kolosal seperti Api Di Bukit Menoreh, Sayap-sayap Terkembang, Ho Kho Ping Ho, Wiro Sableng dan lain-lain. Banyak!!!!! So…saya SD sudah membaca bacaan beliau. Asyik juga ternyata… :)


Tapi saya tak mau ikut jadi cerewet. Hehehe…, namanya juga nenek, kalau cerewet ya maklum dong. Papa pun pernah bercerita kalau nenek saya pandai berpidato, berorasi. Katanya dulu sewaktu muda, nenek aktif di salah satu organisasi wanita (hebat juga ya…). Terkadang pun dengan iseng-nya saya minta nenek mengartikan tiap kata yang saya ucapkan dalam bahasa Belanda. Hehehe…bukannya ngerjain orang tua, saya cuma ingin tau.


Nenek juga yang selalu menemani saya belajar, bahkan terkadang mengerjakan PR Bahasa Daerah saya (karena saya kurang pintar untuk urusan menulis aksara Jawa) :)
(yang pernah juga dengan setia menemani saya di pagi buta membuat karangan, karena hari itu saya harus mengumpulkan karangan untuk diperlombakan).


Ahh…

Tapi nenek sudah lama pergi untuk selama-lamanya (ketika saya kelas 2 SMP)… Semoga beliau bahagia di sisi-Nya. Amin…




Sunday, July 20, 2008

tentang memilih (sebuah ekspresi kata)

Ketika hening...
Ketika senyap...
Ketika semesta ikut tunduk haru...


Ketika tak bisa kuraih...
Ketika tak bisa kugapai...
Ketika malam ikut luruh dalam sedu...


Melingkar... Memutar...
Berkeliling...
di antara pikir dan hati


Ketika kupilih pikir,
ada luka di sini...
Tapi...
Jika kupilih hati,
aku tahu pasti ada luka di sana...


Ketika aku mulai sanggup,
tegak dan tersenyum menatap semesta
Rasanya lebih baik ada sayat di sini...
Mungkin Tuhan belum memberikan apa yang aku inginkan
tapi
Dia memberikan apa yang aku butuhkan...




Malang, awal Juli 2008



Tuesday, July 8, 2008

tentang pencinta... (sebuah ekspresi kata)

(1)

Aku kedinginan,
Huuuuhh…
hujan berangin menerpaku,
dan aku terpana setengah sadar
ketika dinginnya merasuk ke rongga telingaku,
seakan-akan ingin memberi rasa
tanpa harus kudengar dan mataku terpejam,

Panuti semut yang mesra
Saling menyapa ketika berpapasan
dan sabar dalam iring-iringannya,
getarkan hati ketika burung dan bunga saling memberi
untuk saling menerima,
lagu membuncah rasa ketika diiringi suara merdu,
indah nian cinta ketika berlabuh

di hati yang mencinta pencinta.


(2)

Puisi cinta sang pencinta pecinta,
Kuhindari
aku ketika tak mencintaimu tanpa cinta,
Kucambuk
aku ketika menyayangimu tanpa cinta,
Kujaga
aku ketika menjagamu dalam gelap malam dan dingin merasuk tulang,
Kusayangi
aku ketika tak memberimu apa-apa selain cinta,
Kuangkat
aku ke puncak tahta ketika mencintai cinta pencinta sang pencinta.



(rangakaian kata-kata indah ini menemani saya
sesaat dlm perjlnan pulang kerja,
saya tdk tau dimaksudkan utk siapa
sptnya utk someone-nya di sana.Tapi terimakasih utk sms-nya ini, my brother
…:))


tentang lapas

Apakah Anda pernah masuk ke lingkungan penjara alias tahanan alias lembaga pemasyarakatan alias LP alias lapas?


Hehehe...


Saya pernah!


Memang bukan sebagai tahanan tapi yang pasti, saya berbaur dengan sebagian dari mereka, para penghuni LP Wanita di Malang. Sungguh pengalaman pertama yang belum pernah terbayangkan!


Beberapa waktu lalu, saya diminta untuk menjadi instruktur atau lebih kerennya disebut “trainer” untuk perawatan anggrek di lapas wanita tersebut. Bukan karena akan mendapat honor ketika saya menerima tawaran itu. Tapi karena saya ingin mencari pengalaman dan untuk “transfer” ilmu, tepatnya membagi apa yang saya tau. Karena mungkin akan berguna untuk mereka nantinya. Walau sempat ragu, karena saya juga tidak fasih-fasih banget untuk urusan itu…tapi saya ingin mencoba.


Kalau dulu waktu kuliah saya sering berdiri di depan kelas, berhadapan dengan praktikan saya yang nota bene adik atau kakak tingkat juga teman seangkatan atau menerangkan materi laporan ketika mereka asistensi. Dan seperti saat kerja sekarang, yang mungkin saya bisa menjelaskan ini itu yang saya tau kepada customer saya.


Maka, saya juga ingin tau bagaimana rasanya menerangkan sesuatu kepada komunitas yang belum pernah saya kenal (terbayang saja belum pernah!).


Di benak saya, LP itu seram! Pikiran saya terkontaminasi dengan tayangan di tv!


Tapi dugaan saya salah! Di lapas wanita tersebut saya lihat tidak seperti yang di film-film itu! LP ini bersih, rapi dan indah (walaupun saya tidak melihat ke bagian sel-selnya)! Orang-orang di dalamnya juga cukup interest dan menyenangkan, para remaja putri, ibu-ibu bahkan ada yang sudah agak sepuh (sepuh is tua).


Jajaran anggrek warna warni dipajang sepanjang koridor. Nyaris semua berbunga (nursery tempat kerja saya saja mungkin kalah…) J. Dari anggrek lokal sampai anggrek impor tertata apik di sana. Anggrek memang menjadi andalan di lapas ini.


Mereka sudah pandai untuk merawat anggrek, lantas kenapa memanggil trainer?


Ahh…, ternyata lapas wanita tersebut sedang menambah profilnya untuk mendapat sertifikat ISO.


Saya salut dengan usaha itu…



tentang kehadiran...(sebuah ekspresi kata)



Tak nampak kasat mata,

jauh di batas cakrawala, diterkam gurun,

digenggam savana, dicengkeram lebat hutan


Namun,

Mereka tak tahu…,

aku bisa melihat, menatap

bahkan menangkap maya-nya


Tak penting lagi,

dekat atau jauh,

karena aku bisa memaknai hadirnya

dalam konstruksi lain di inspirasiku

yang merambah cepat di alam pikirku


Menerangi cakrawala,

membelah gurun

menyibak savanna,

menyisir hutan,

menemui wujud hadirnya…


(Malang, medio Juni ’08)


Tuesday, July 1, 2008

tentang yang pertama...(sebuah fiksi singkat)

Kutatap wajahnya yang polos. Kuelus tubuh harumnya. Aku ingin memeluknya. Dia menggeliat, kulihat senyum samar tersungging di bibirnya.

Baru lima jam yang lalu aku melihatnya, aku pun langsung cinta mati.

Praaang…!!!

Vas bunga di meja samping tempat tidur tersenggol tangan suamiku.

Oeeek…oeek…!!!

Ah…cintaku terbangun, segera kuelus lembut tubuh mungilnya.


Malang, medio 2007
(flash fiction, cerita singkat…kata2 awalnya menipu, ini pernah saya ikutkan lomba tp belum sempat menang :) ..)


tentang membuat sup

Teman saya yang baru menikah dua minggu lalu, tiba-tiba menelepon di pagi hari Minggu (jam 5 pagi!). Tau apa yang ditanyakan kepada saya?

Bumbunya bikin sup!


Hahaha… Aslinya saya pengen tertawa (soalnya yang dia maksud sup-sup yang biasa dijual di warung-warung makan, itu kan kategori gampang), tapi tak tega. Mungkin dia ingin memberi surprise pada sang suami. Ingin unjuk kebolehan kalau dia bisa memasak.


Padahal…sekali lagi, padahal setau saya, seumur-umur mengenalnya, dia tidak pernah menjelajah di dapur. Dia lebih sering terbengong-bengong ketika melihat saya yang biasa hiperaktif kalau di dapur ^_^ ...


Sebelum saya beritau bumbunya, saya sempat bertanya kepadanya…kenapa gak beli bumbu jadi alias bumbu instant? Dia bilang, ingin seperti saya, yang bisa menikmati asyiknya menguleg alias menghaluskan bumbu di cobek (alasan yang di-buat2…). Padahal saya tidak menikmati aktifitas meng-uleg2 itu! Saking aja saya sebel dengan penemuan MSG, tapi kalau saya yg memasak sendiri kadang saya tambahkan juga (cuma seminimal mungkin!!!).


Ok-lah…akhirnya saya beri resep turunan (emang obat?…) sup. Hehehe…


Terakhir saya bilang, jangan sampai salah menambahkan merica dengan ketumbar. Kalau sampai salah, dijamin yang memakan langsung muntah (tapi mungkin juga tidak, selera orang kan beda-beda…).


Tau apa yang dia tanyakan lagi pada saya?


Dee, bedanya merica sama ketumbar apa?”


GUBRAKKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


(Saran terakhir saya, belanjanya di supermarket aja, biar tau dari label-nya. Tapi sekali lagi saya tak tega bilang seperti itu…).



(kisah di pagi hari, mendadak saya jadi tutor memasak…,

smg dia cepat pintar di dapur, hehehe…)


tentang ungkapan-ungkapan bijak

Mencintai adalah mengagumi dengan hati, mengagumi adalah mencintai dengan pikiran (Theophile Gautier).

Bahagia ialah menyukai apa yang Anda lakukan dan melakukan apa yang Anda sukai (Charles M. Schultz).


Untuk mempertahankan teman, diperlukan tiga hal : menghormatinya saat hadir, memujinya saat tidak hadir dan menolongnya saat ia memerlukan (Pepatah Jepang).


Jika Anda membuat seseorang bahagia hari ini, Anda membuat dia berbahagia dua puluh tahun lagi, saat dia mengenang peristiwa itu (Sydney Smith).


Menaklukan diri sendiri adalah kemenangan yang paling akbar (Plato).


Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain (William Wordsworth).


Berilmu tetapi tidak bijaksana adalah laksana setumpuk buku di punggung keledai (Pepatah Jepang).